KEJUARAAN BALAP MOBIL PARA HANTU
(bagian
1)
Genderuboy
tampak gelisah. Hari itu adalah awal musim kejuaraan balap mobil para hantu (Ghost
Race World) tingkat dunia. Perlombaan yang dilaksanakan tujuh minggu lagi itu
dimulai dari Spanyol, dan berakhir di Korea Selatan. Melintasi benua Eropa dan
benua Asia, menghadapi tiga iklim yang berbeda, melewati kurang lebih 20.000 km
dalam kondisi trek yang berbeda-beda. Memang, dia berencana merancang ulang
mobil balap Grand Devil 5000-nya yang pernah dipakai balap tahun lalu bersama ayahnya.
Namun, di perlombaan kali ini hanya lima etape untuk berhenti sambil memeriksa
mobil, di mana setiap etape ditempuh dalam jarak 4.000 km tanpa berhenti.
Artinya, dia tidak hanya dituntut untuk membuat mesin mobil balap yang sangat
kencang saja, namun juga memiliki daya tahan yang tinggi terhadap iklim yang
ekstrim dan jarak yang cukup jauh. Malam hari setelah makan malam, Genderuboy
meminta bantuan kepada ayahnya, Genderuman.
“Ayah,
kurang dari tujuh minggu lagi kejuaraan balap mobil. Tentu Ayah sudah tahu,
bahwa peraturan perlombaannya sedikit lebih longgar. Tapi masalahnya, lintasan
yang akan dilewati benar-benar luar biasa. Ada kemungkinan besar mesin jebol
bila memakai setingan mesin yang sama seperti tahun lalu. Makanya, aku minta
pertolongan Ayah untuk membantuku merancang ulang Grand Devil agar tidak hanya
melaju lebih cepat dan bertenaga saja, namun juga tahan terhadap perubahan suhu
yang ekstrim. Maukah Ayah membantuku?” harap Genderuboy.
“Baiklah
Nak! Ayo kita buat Grand Devil menjadi lebih baik!” semangat ayahnya.
Maka,
berjalanlah mereka berdua menuju garasi bengkel yang cukup besar. Ayahnya
Genderuboy adalah pemilik tim Genderuwo Racing Team, dan juga pemilik Genderuwo
Motors. Sebuah perusahaan independen yang memang fokus pada segala hal yang
berbau balap. Termasuk riset mesin dan energi solar cell, energi alternatif yang mulai dipakai ajang balap mobil
sejak 10 tahun yang lalu Energi yang dipakai untuk menggantikan bahan bakar
minyak yang persediaannya mulai menipis. Begitu gerbang garasi dibuka,
terparkir di sana mobil Grand Devil 5000 bernomor start 13. Mobil itu berwarna
hitam kehijauan, dengan vinyl aksen
goresan duri yang sangar. Di bagian belakang terdapat tiga muffler knalpot dengan bentuk moncong ular, serta stiker di bagian
bemper bertuliskan “Where Champion Are
Born.”
“Nak,
ayo kita rancang ulang mobil ini bersama-sama. Ayah berharap kamu menjadi juara
dalam balapan kali ini.” Kata ayahnya.
“Baik,
Ayah. Terima kasih atas dukungannya.” Senang Genderuboy.
Mereka
pun mulai merancang ulang dari bagian mesin terlebih dahulu. Untuk sumber
tenaga, mereka menggunakan mesin GP 5000 2nd
series yang diubah pada bagian sistem pemasukan energi solar cell. Bagian turbin menggunakan turbin buatan sendiri dari
bahan titanium, dan mengganti jumlah transmisi dari asalnya berjumlah 5 buah
menjadi 6 buah, ditambah tiga final gear
untuk penggunaan nitro. Dipadukan generator Shuffle Speed buatan Jerman. Kopling
pun menggunakan pelat kopling yang lebih tebal dan per kopling ditambah menjadi
6 buah. Isi tabung nitro dikurangi dari 3 liter per tabung menjadi 2 liter per
tabung, namun jumlah tabung ditambah dari satu tabung menjadi dua tabung. Untuk
velg menggunakan ukuran 15 inci
buatan Enkei yang terbuat dari titanium, dipadukan dengan ban merek Road Demon
tipe Hell Crusher. Agar lebih bertenaga, knalpot diganti baru, buatan
RaiserFinger full karbon empat muffler. Dengan beberapa ubahan seperti
itu, didapat hasil yang memuaskan saat diuji di mesin dynotest. Hasilnya adalah tenaga maksimal yang didapat mencapai
1.390 daya kuda, mampu melesat hingga 994 km/jam, dengan akselerasi 0 – 200
mencapai 1,9 detik hanya dengan gigi pertama.
Berlanjut
ke bagian rangka dan bodi mobil. Untuk rangka, mereka menggunakan rangka
titanium dengan tipe rangka aerodynamic
phantom khas Genderuwo Motors. Mereka memilih tipe ini karena rangka ini
menawarkan tingkat aerodinamika yang mengagumkan, dan kemampuan menikung yang
lebih baik, serta lebih lentur. Dan juga bodi mobil yang terbuat dari titanium,
memberikan keringanan namun tetap kuat. Warna mobil diubah dari hijau menjadi black doff, dengan airbrush nomor start Genderuboy 13 dan juga namanya sendiri. Tidak
lupa, sistem suspensi diganti dengan buatan Ohlins full elektronis.
Akhirnya
mereka bernapas lega, dengan semua yang telah mereka kerjakan selama ini.
Ternyata mereka menghabiskan waktu 41 hari untuk merancang ulang mobil itu.
Dengan ini, mereka hanya memiliki waktu delapan hari sebelum kejuaraan balap
mobil itu dimulai. Ayah Genderuboy memberikan pesan kepadanya.
“Anakku,
ingatlah hal ini. Mobil ini dirancang agar mesinnya tidak mudah mati, kecuali
bila solar cell mobilmu sudah habis.
Tetapi, bila mengalami kecelakaan atau benturan hebat yang menyebabkan mesin
mobilmu mati, janganlah panik dulu. Ayah sudah memasang starter cadangan untuk
mengantisipasi hal tersebut. Untuk mengaktifkannya, netralkan posisi gear lebih dulu, lalu injak kopling.
Masukkan gigi empat, hidupkan mesin. Di saat yang sama, lepas pedal kopling dan
injak pedal gas. Dengan begitu, mobilmu bisa menyala lagi. Paham?”
“Paham
Ayah, aku akan mengingatnya,” janji Genderuboy.
Setelah
mereka berbincang-bincang, mereka pergi beristirahat malam hari. Genderuboy
tidak sabar untuk menunggu balapan yang diadakan minggu depan. Sebelum tidur,
dia melihat poster Rickyruwo, pembalap idolanya yang telah memenangi kejuaraan
balap G1 (Ghost 1) 11 kali berturut-turut.
“Aku
akan menjadi juara sepertimu. Dan itu akan kubuktikan seminggu lagi,” batinnya.
Lalu
Genderuboy pun tertidur pulas, melepas lelah sehabis merancang mobil balapnya. Dia
tidak sabar menanti balapan minggu depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar