Selasa, 27 Maret 2012

Kejuaraan Balap Mobil Para Hantu


KEJUARAAN BALAP MOBIL PARA HANTU
(bagian 1)

Genderuboy tampak gelisah. Hari itu adalah awal musim kejuaraan balap mobil para hantu (Ghost Race World) tingkat dunia. Perlombaan yang dilaksanakan tujuh minggu lagi itu dimulai dari Spanyol, dan berakhir di Korea Selatan. Melintasi benua Eropa dan benua Asia, menghadapi tiga iklim yang berbeda, melewati kurang lebih 20.000 km dalam kondisi trek yang berbeda-beda. Memang, dia berencana merancang ulang mobil balap Grand Devil 5000-nya yang pernah dipakai balap tahun lalu bersama ayahnya. Namun, di perlombaan kali ini hanya lima etape untuk berhenti sambil memeriksa mobil, di mana setiap etape ditempuh dalam jarak 4.000 km tanpa berhenti. Artinya, dia tidak hanya dituntut untuk membuat mesin mobil balap yang sangat kencang saja, namun juga memiliki daya tahan yang tinggi terhadap iklim yang ekstrim dan jarak yang cukup jauh. Malam hari setelah makan malam, Genderuboy meminta bantuan kepada ayahnya, Genderuman.
“Ayah, kurang dari tujuh minggu lagi kejuaraan balap mobil. Tentu Ayah sudah tahu, bahwa peraturan perlombaannya sedikit lebih longgar. Tapi masalahnya, lintasan yang akan dilewati benar-benar luar biasa. Ada kemungkinan besar mesin jebol bila memakai setingan mesin yang sama seperti tahun lalu. Makanya, aku minta pertolongan Ayah untuk membantuku merancang ulang Grand Devil agar tidak hanya melaju lebih cepat dan bertenaga saja, namun juga tahan terhadap perubahan suhu yang ekstrim. Maukah Ayah membantuku?” harap Genderuboy.
“Baiklah Nak! Ayo kita buat Grand Devil menjadi lebih baik!” semangat ayahnya.
Maka, berjalanlah mereka berdua menuju garasi bengkel yang cukup besar. Ayahnya Genderuboy adalah pemilik tim Genderuwo Racing Team, dan juga pemilik Genderuwo Motors. Sebuah perusahaan independen yang memang fokus pada segala hal yang berbau balap. Termasuk riset mesin dan energi solar cell, energi alternatif yang mulai dipakai ajang balap mobil sejak 10 tahun yang lalu Energi yang dipakai untuk menggantikan bahan bakar minyak yang persediaannya mulai menipis. Begitu gerbang garasi dibuka, terparkir di sana mobil Grand Devil 5000 bernomor start 13. Mobil itu berwarna hitam kehijauan, dengan vinyl aksen goresan duri yang sangar. Di bagian belakang terdapat tiga muffler knalpot dengan bentuk moncong ular, serta stiker di bagian bemper bertuliskan “Where Champion Are Born.”
“Nak, ayo kita rancang ulang mobil ini bersama-sama. Ayah berharap kamu menjadi juara dalam balapan kali ini.” Kata ayahnya.
“Baik, Ayah. Terima kasih atas dukungannya.” Senang Genderuboy.
Mereka pun mulai merancang ulang dari bagian mesin terlebih dahulu. Untuk sumber tenaga, mereka menggunakan mesin GP 5000 2nd series yang diubah pada bagian sistem pemasukan energi solar cell. Bagian turbin menggunakan turbin buatan sendiri dari bahan titanium, dan mengganti jumlah transmisi dari asalnya berjumlah 5 buah menjadi 6 buah, ditambah tiga final gear untuk penggunaan nitro. Dipadukan generator Shuffle Speed buatan Jerman. Kopling pun menggunakan pelat kopling yang lebih tebal dan per kopling ditambah menjadi 6 buah. Isi tabung nitro dikurangi dari 3 liter per tabung menjadi 2 liter per tabung, namun jumlah tabung ditambah dari satu tabung menjadi dua tabung. Untuk velg menggunakan ukuran 15 inci buatan Enkei yang terbuat dari titanium, dipadukan dengan ban merek Road Demon tipe Hell Crusher. Agar lebih bertenaga, knalpot diganti baru, buatan RaiserFinger full karbon empat muffler. Dengan beberapa ubahan seperti itu, didapat hasil yang memuaskan saat diuji di mesin dynotest. Hasilnya adalah tenaga maksimal yang didapat mencapai 1.390 daya kuda, mampu melesat hingga 994 km/jam, dengan akselerasi 0 – 200 mencapai 1,9 detik hanya dengan gigi pertama.
Berlanjut ke bagian rangka dan bodi mobil. Untuk rangka, mereka menggunakan rangka titanium dengan tipe rangka aerodynamic phantom khas Genderuwo Motors. Mereka memilih tipe ini karena rangka ini menawarkan tingkat aerodinamika yang mengagumkan, dan kemampuan menikung yang lebih baik, serta lebih lentur. Dan juga bodi mobil yang terbuat dari titanium, memberikan keringanan namun tetap kuat. Warna mobil diubah dari hijau menjadi black doff, dengan airbrush nomor start Genderuboy 13 dan juga namanya sendiri. Tidak lupa, sistem suspensi diganti dengan buatan Ohlins full elektronis.
Akhirnya mereka bernapas lega, dengan semua yang telah mereka kerjakan selama ini. Ternyata mereka menghabiskan waktu 41 hari untuk merancang ulang mobil itu. Dengan ini, mereka hanya memiliki waktu delapan hari sebelum kejuaraan balap mobil itu dimulai. Ayah Genderuboy memberikan pesan kepadanya.
“Anakku, ingatlah hal ini. Mobil ini dirancang agar mesinnya tidak mudah mati, kecuali bila solar cell mobilmu sudah habis. Tetapi, bila mengalami kecelakaan atau benturan hebat yang menyebabkan mesin mobilmu mati, janganlah panik dulu. Ayah sudah memasang starter cadangan untuk mengantisipasi hal tersebut. Untuk mengaktifkannya, netralkan posisi gear lebih dulu, lalu injak kopling. Masukkan gigi empat, hidupkan mesin. Di saat yang sama, lepas pedal kopling dan injak pedal gas. Dengan begitu, mobilmu bisa menyala lagi. Paham?”
“Paham Ayah, aku akan mengingatnya,” janji Genderuboy.
Setelah mereka berbincang-bincang, mereka pergi beristirahat malam hari. Genderuboy tidak sabar untuk menunggu balapan yang diadakan minggu depan. Sebelum tidur, dia melihat poster Rickyruwo, pembalap idolanya yang telah memenangi kejuaraan balap G1 (Ghost 1) 11 kali berturut-turut.
“Aku akan menjadi juara sepertimu. Dan itu akan kubuktikan seminggu lagi,” batinnya.
Lalu Genderuboy pun tertidur pulas, melepas lelah sehabis merancang mobil balapnya. Dia tidak sabar menanti balapan minggu depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar