Selasa, 20 Maret 2012

Mimpi Buruk Anton


Anton tetap nekat pergi ke desa itu, meski pun sudah diperingatkan salah seorang penduduk desa di mana Anton sempat singgah untuk istirahat. Desa Sunyi, itulah yang selalu dibicarakan orang karena kesunyiannya. Konon, pernah ada seorang penduduk yang pergi ke sana untuk menyelidiki secara pasti apa yang sebenarnya ada di desa yang tidak berpenghuni itu. Ternyata setelah ditunggu berbulan-bulan, ia tidak juga kembali. Seakan-akan hilang ditelan bumi, seperti judul lagu grup band Andra and The Backbone. Hal inilah yang membuat Anton penasaran seperti arwah, apakah desa itu benar-benar tidak berpenghuni atau tidak.
“Nak Anton, sebaiknya jangan pergi ke sana. Di sana sangat berbahaya. Semua penduduk di sini tidak ada yang mau pergi ke desa itu, karena mereka tahu apa akibatnya,” nasihat seorang pria paruh baya yang setelah ditelusuri di internet akhirnya diketahui bahwa namanya adalah pak Slamet, yang tidak lain adalah sesepuh Desa Mabi.
“Aku tidak bisa diam saja, Pak. Aku harus pergi ke desa itu. Aku akan mencari tahu penyebab desa itu begitu sunyi,” ujar Anton.
“Baiklah, bapak tidak bisa melarangmu. Bapak hanya bisa memberi tahu. Tapi ingatlah, ada kemungkinan bahaya akan mengintaimu di sana. Untuk itu, bapak harus memberimu ini,” Pak Slamet berkata begitu sambil menyerahkan sebilah pedang dengan gagang yang terbuat dari silikon, dan mata pedangnya terbuat dari titanium.
Anton menerima pemberian Pak Slamet itu, seraya berkata, “Terima kasih Pak, semoga amal ibadah Pak Slamet diterima di sisi Tuhan.”
“Sama-sama Nak. Hati-hati ya,” pesan Pak Slamet
Maka pergilah Anton menuju desa itu. Sepanjang perjalanan Anton, pak Slamet mengamati anak muda itu sembari berpikir tentang apa yang telah dikatakan Anton tadi. Seperti ucapan seseorang yang masih hidup terhadap orang yang sudah meninggal. “Memangnya saya sudah meninggal dunia,” pikirnya. Tapi, di dalam lubuk hati yang paling dalam milik pak Slamet, sebenarnya beliau berharap pada anak muda itu untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di desa itu.
Dalam perjalanannya menuju desa sunyi, Anton menjumpai banyak hal-hal aneh. Mulai dari pohon yang bisa bicara dalam bahasa Inggris, Jepang, Korea, Republik Ceko, Melayu, Jerman, Spanyol, Perancis, dan juga Arab Condet, burung merpati yang bisa berkicau dengan berbagai aliran musik modern, seperti hard rock, pop, jazz, deathcore, metal, hip-hop, blues, rock alternative, bahkan dangdut, babi hutan yang bersuara seperti motor Harley-Davidson keluaran terbaru, sampai dengan kura-kura yang bisa berjalan sangat cepat, dengan kecepatan yang ditaksir Anton mencapai 937 km/jam. Anton pun merasa kaget sekaligus heran, hewan macam apa yang bisa punya karakter seperti itu. Karakter yang bahkan di luar nalar pasien rumah sakit jiwa, mungkin juga di luar nalar dokter yang merawat pasien rumah sakit tersebut.
Akhirnya, sampai juga Anton di desa itu. Ketika Anton melangkahkan kakinya satu langkah, aura yang menakutkan langsung Anton rasakan. Bulu kuduk, bulu kaki, bahkan bulu hidungnya sampai merinding begitu merasakan aura yang begitu hebat dan menyeramkan.
Berjalanlah Anton memasuki desa itu. Mata Anton mengawasi sekeliling desa itu selama 24 jam seperti minimarket. Saat Anton menggaruk kepalanya yang gatal karena lupa keramas, suara yang menakutkan berkarakter bariton menggema dengan keras.
“Siapa yang berani datang ke desa ini?” ujar suara itu dengan karakter suara bas, bariton, dan tenor yang keras.
Tentu saja Anton kaget bercampur heran (lagi). Bagaimana bisa ada suara begitu keras dan menyeramkan seperti itu di desa yang katanya tidak berpenghuni itu. Ketika Anton mencari-cari asal suara itu, tiba-tiba muncul sosok besar yang muncul di belakangnya. Sosok yang berwajah sangat seram. Tubuhnya berbalut kain hitam lusuh dengan motif bunga-bunga, lengkap dengan writsband berlabel Nike. Warna matanya merah tomat, gigi taringnya agak panjang. Melihat dari raut wajahnya, jelas terlihat bahwa dia amat sangat marah sekali.
“Berani sekali kamu datang kemari, anak manusia! Karena kamu telah lancang sekali datang kesini tanpa izin, maka aku akan membunuhmu!”
“Tidak jika aku membunuhmu lebih dulu.”
Maka terjadilah pertempuran antara monster yang belakangan diketahui melalui Wikipedia namanya adalah Genderuwo Hijau, dengan Anton yang bersenjatakan pedang pemberian pak Slamet. Berkali-kali Anton menghindar dari serangan yang dilancarkan oleh Genderuwo Hijau, namun monster itu sangat sakti. Dengan gaya bertarung seperti aktor laga kawakan George Rudy, Anton melawan makhluk itu hand-to-hand combat. Namun hasilnya, Anton malah menerima beberapa luka, kecuali luka di hati yang biasa dialami oleh anak muda jaman sekarang yang sedang galau karena ditinggal pacarnya. Anton mencoba melayangkan pedang pemberian pak Slamet itu, namun gagal juga. Ketika Anton berusaha menebas monster itu dengan jurus Seribu Pedang Tuhan yang Menghukum Iblis dengan pedangnya, monster itu berhasil menghindar. Lalu monster itu melempar kayu Sengon kepada Anton, dan kayu yang beratnya tidak diketahui secara pasti itu mengenai tubuh Anton. Anton pun jatuh njlungup (silahkan cari artinya di internet), dan mengaduh kesakitan. Saat Anton meringis atas penderitaan yang dialaminya, tiba-tiba terdengar suara yang sangat dikenalnya. Suara yang mengingatkan dirinya akan ibu kandungnya. Suara itu memanggil-manggil dirinya berulang-ulang.
“Anton, Anton, Antooonn.....”
Sesaat setelah suara itu terdengar, tiba-tiba......
“Byuuurr......”
“Huuuaaaaa......”
Kontan saja Anton terbangun dari tidurnya. Ternyata dia bermimpi! Suara yang baru saja dia dengar dalam mimpinya benar-benar suara ibunya sendiri. Anton melihat ibunya memelototi dirinya sambil menenteng ember berdiameter 25 cm yang digunakan untuk mengguyur Anton.
“Anton! Jam segini masih tidur aja! Kenapa waktu tidur kamu berkelakuan seperti orang idiot! Kamu mimpi buruk ya!? Lihat tuh, kamar kamu berantakan sekali! Cepat bereskan!”
Anton langsung melihat sekelilingnya, dan terkejut akan kondisi kamarnya. Benar-benar seperti kapal pecah! Atau mungkin kapal pecahnya yang seperti kamarnya. Anton masih linglung dengan dirinya. Mimpinya semalam terasa seperti nyata. Pertempuran yang baru saja dilakoninya di dunia mimpi ternyata berakibat buruk pada kamarnya. Dia tidak menyangka akan berakibat buruk terhadap kondisi kamarnya. Mulai dari meja belajarnya yang rusak parah, lemari buku yang isinya berantakan, sampai jam dinding yang jarum jamnya berubah menjadi jarum jahit.
Anton sadar, dia tidak berdo’a terlebih dulu sebelum tidur. Karena dia langsung merebahkan dirinya di atas kasur setelah latihan futsal bersama teman-temannya sore tadi. Dalam pertandingan yang berlangsung selama 2 x 20 menit itu, tim Anton menang 37 - 0.
Ingatlah wahai manusia, biasakan untuk berdo’a sebelum tidur. Agar kita senantiasa berada dalam lindungan-Nya.
Ke ke ke ke ke......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar